Tim peneliti gabungan dari dosen dan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) tengah melakukan penelitian mengenai infeksi parasit khususnya Strongyle pada sapi di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Penelitian ini menjadi penting mengingat dampak parasit terhadap produktivitas ternak. Tim tidak hanya mengandalkan identifikasi parasit konvensional, tetapi juga menerapkan metode epidemiologi spasial untuk memetakan pola penyebaran dan mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang mempengaruhi penularan secara lebih komprehensif.
Pemeriksaan cacing pada sapi, khususnya Strongyle, menjadi perhatian utama karena infestasi ini dapat menyebabkan penurunan bobot badan, gangguan pencernaan, dan efisiensi produksi daging yang menurun, yang pada akhirnya merugikan peternak secara ekonomi. Selain itu, munculnya resistensi anthelmintik akibat penggunaan obat yang tidak terkendali semakin mempersulit upaya pengendalian. Oleh karena itu, penelitian ini menjadi sangat relevan untuk mengembangkan strategi pengendalian yang lebih efektif dan berkelanjutan, tidak hanya bergantung pada pengobatan kimiawi tetapi juga mempertimbangkan strategi manajemen peternakan yang lebih optimal.
Secara spesifik, penelitian ini tentang Strongyle bertujuan untuk mengidentifikasi jenis Strongyle pada sapi di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, menggunakan pendekatan epidemiologi spasial dan faktor resiko. Analisis spasial dilakukan untuk memetakan distribusi infestasi dan mengidentifikasi area dengan tingkat kejadian tinggi (hotspot), serta mengeksplorasi hubungan antara sistem pemeliharaan, sanitasi kandang, dan kepadatan ternak dengan prevalensi infestasi. Metode yang digunakan meliputi pengambilan sampel feses, analisis mikroskopis untuk identifikasi telur Strongyle, serta pemetaan spasial menggunakan perangkat lunak QGIS dan analisis statistik dengan R software.
Keaslian penelitian ini terletak pada pendekatan epidemiologi spasial yang terintegrasi dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan epidemiologi veteriner, yang jarang dikaji secara holistik dalam penelitian sebelumnya di daerah Gunung Kidul. Pendekatan ini memungkinkan identifikasi pola distribusi infestasi dan faktor risiko lingkungan yang berkontribusi terhadap penyebaran Strongyle, memberikan dasar ilmiah untuk pengembangan strategi pengendalian berbasis bukti. Diharapkan, hasil penelitian ini dapat memberikan rekomendasi strategi pengendalian yang lebih efektif, dan berkelanjutan.
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sangat luas, baik dari perspektif Pembangunan Nasional maupun Pengembangan Ilmu Pengetahuan. Dengan meningkatkan kesehatan ternak, penelitian ini berpotensi mendukung ketahanan pangan nasional, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan peternak dengan mengurangi dampak ekonomi akibat infestasi parasit. Dalam bidang ilmu pengetahuan, penelitian ini berkontribusi pada epidemiologi veteriner dengan menyediakan data dasar mengenai distribusi dan faktor risiko Strongyle pada sapi, yang dapat menjadi acuan penting bagi akademisi dan peneliti.
Secara keseluruhan, penelitian ini selaras dengan tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya pada poin “Kehidupan Sehat dan Sejahtera (Good Health and Well-Being)” dan “Tanpa Kelaparan (Zero Hunger)”. Dengan memahami epidemiologi dan faktor risiko infestasi Strongyle, penelitian ini berkontribusi pada peningkatan kesehatan hewan, yang secara langsung berdampak pada ketersediaan pangan yang aman dan berkualitas. Pengembangan strategi pengendalian yang lebih presisi, tidak hanya bergantung pada pengobatan kimiawi tetapi juga mempertimbangkan manajemen peternakan yang optimal, akan mendorong keberlanjutan sektor peternakan dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.