• UGM
  • IT Center
Universitas Gadjah Mada SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI VETERINER
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
  • HOME
  • PROFIL
    • PROFIL TEKVET
    • SEJARAH SINGKAT
    • PROSPEK KERJA
    • VISI DAN MISI
    • TUJUAN
    • PENGELOLA
    • TENAGA PENGAJAR
    • Tenaga Kependidikan
    • LINGKUP/BIDANG KERJA
  • AKADEMIK
    • FASILITAS
    • KURIKULUM TEKVET
    • KOMPETENSI
    • PUBLIKASI MAHASISWA
  • KEMAHASISWAAN
    • PENERIMAAN MAHASISWA BARU
    • BEASISWA
    • SIMASTER UGM
    • KARIER ALUMNI
  • INFORMASI PUBLIK
    • Kepuasan Pengguna Lulusan
    • Kuesioner Kepuasan Pelayanan Mahasiswa
    • Dokumen Akreditasi Prodi
  • Saran
  • Beranda
  • Post
  • Dosen dan Mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Veteriner Teliti Patogen pada Susu Kambing Sapera

Dosen dan Mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Veteriner Teliti Patogen pada Susu Kambing Sapera

  • Post
  • 16 July 2025, 18.59
  • Oleh: teknologiveteriner-sv
  • 0

Kambing Sapera dikenal sebagai salah satu ras unggulan dalam produksi susu karena mampu menghasilkan susu dalam jumlah relatif tinggi dengan kualitas gizi yang baik, sehingga banyak dimanfaatkan sebagai sumber susu alternatif bagi masyarakat Indonesia. Kambing Sapera sendiri merupakan hasil persilangan antara kambing Saanen dan Peranakan Ettawa (PE) yang menggabungkan keunggulan dari kedua ras tersebut, menjadikannya pilihan unggul dalam usaha peternakan perah di Indonesia. Dibandingkan dengan Saanen yang berasal dari daerah beriklim dingin, Sapera lebih adaptif terhadap iklim tropis karena mewarisi daya tahan dari PE, sekaligus tetap memiliki produktivitas susu tinggi seperti Saanen. Selain itu, tubuhnya yang lebih kokoh dan tidak terlalu besar memudahkan dalam pemeliharaan, sementara sifat jinak dan pertumbuhan yang relatif cepat menjadikan Sapera lebih ekonomis dan efisien bagi peternak lokal. Kombinasi ini menjadikan kambing Sapera alternatif ideal untuk produksi susu kambing dalam skala kecil hingga menengah.

Namun, produksi susu kambing Sapera juga rentan terhadap ancaman patogen seperti Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Streptococcus agalactiae, Coagulase Negative-Staphylococci dan patogen lainnya yang dapat menyebabkan mastitis pada kambing, yaitu peradangan pada ambing yang menurunkan kualitas dan kuantitas susu. Jika susu yang terkontaminasi tidak dipasteurisasi dengan baik, patogen tersebut juga berisiko menyebabkan keracunan makanan pada manusia, seperti diare, muntah, atau infeksi saluran pencernaan.

Penelitian yang berkaitan dengan patogen pada susu kambing Sapera belum banyak dilaporkan, hal tersebut menjadi salah satu topik riset dosen Prodi Tekvet, drh. Fatkhanuddin Aziz, M.Biotech., Ph.D bersama dengan 6 orang mahasiswa Tekvet angkatan 2021. Sebagian data penelitian telah dipublikasikan dengan judul “Identifikasi dan karakterisasi resistensi antibiotik bakteri Staphylococcus aureus pada susu segar kambing Sapera di Sleman, Yogyakarta” yang dipublikasikan di Jurnal Veteriner (Vol. 26, No. 2, hlm. 175–188). Publikasi tersebut menggambarkan upaya sistematis dalam mendeteksi keberadaan dan profil resistensi S. aureus pada sampel susu kambing Sapera. Melalui isolasi bakteri dari susu segar menggunakan teknik kultur, serta pengujian fenotipik seperti uji koagulase dan Kirby‑Bauer untuk menentukan kepekaan antibiotik, penelitian menunjukkan bahwa sebagian isolat S. aureus mengandung gen dan sifat resistensi terhadap golongan β‑laktam seperti penisilin dan ampisilin, serta golongan tetrasiklin dan makrolida.

Temuan tersebut menegaskan bahwa meskipun susu Sapera memiliki potensi tinggi sebagai sumber gizi, keberadaan patogen resisten ini dapat menurunkan mutu susu dan menimbulkan risiko kesehatan bagi konsumen, terutama jika pengolahan susu tidak memadai. Publikasi tersebut menyoroti pentingnya monitoring rutin, pengelolaan yang higienis, dan pengendalian penggunaan antibiotik untuk menjaga keamanan dan kelayakan susu kambing Sapera. Penelitian tersebut secara langsung mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya nomor 2 (Zero Hunger) dan 3 (Good Health and Well Being).

Tags: SDGS2 SDGS2 TANPA KELAPARAN SDGS2 ZERO HUNGER SDGS3 SDGS3 GOOD HEALTH AND WELL-BEING SDGS3 KEHIDUPAN SEHAT DAN SEJAHTERA

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Recent Posts

  • Investigasi Epidemiologi Geospasial terhadap Infestasi Strongyle pada Sapi di Gunung Kidul, Yogyakarta
  • Dosen dan Mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Veteriner Teliti Patogen pada Susu Kambing Sapera
  • [Lowongan Kerja] Quality Control – CV. Wahana Berkah Sejahtera
  • [Lowongan Kerja] Dokter Hewan dan Paramedik – Gari Setiawan Makmur Panimbang Cattle Feedlot
  • Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Veteriner Laksanakan Seminar Magang Industri
  • [Lowongan Kerja] Asisten Laboratorium – Program Studi Teknologi Veteriner SV UGM
Universitas Gadjah Mada

Sekolah Vokasi
Sarjana Terapan Teknologi Veteriner
Universitas Gadjah Mada
Gedung Sekip Unit II Lt.2, Jl. Yacaranda, UGM, Yogyakarta 55281
Telp 0274-581124

 

              

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju