Usaha pembibitan dan budidaya ternak ruminansia (sapi, kambing, domba) di Indonesia sebagian besar dilakukan oleh peternak rakyat di daerah pedesaan (Agus & Mastuti Widi, 2018). Kegiatan tersebut berpeluang besar ikut berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan untuk mencapai ketahanan pangan dan nutrisi di bidang pertanian. Karakteristik umum dari kegiatan peternakan yang dilakukan di pedesaan salah satunya adalah ketersediaan dan kontinuitas pakan masih tergantung dari lingkungan sekitar dan sisa hasil pertanian serta musim.
Keterbatasan ketersediaan hijauan berkualitas adalah hal yang sering menjadi masalah saat musim kemarau datang. Salah satu alternatif pakan yang dapat diberikan adalah pemanfaatan legum lamtoro (Leucaena leucochepala). Lamtoro memiliki berbagai nama penyebutan seperti lamtoro gung, mlandingan, blandingan dan petai cina. Sutaryono et al. (2023) menjelaskan bahwa lamtoro mudah beradaptasi di lingkungan tropis, tahan terhadap kekeringan ekstrim, memiliki biomassa tinggi, bahkan varietas tarramba tahan terhadap kutu loncat. Adapun kandungan nutrien lamtoro terdiri dari 25,9% serat kasar; 4% tanin; 7,17% mimosin; 2,46% kalsium; 0,23% fosfor dan 4,2% nitrogen.
Lamtoro dapat dimanfaatkan dalam bentuk segar ataupun diolah menjadi bentuk pakan lainnya. Daun lamtoro dapat dikeringkan dalam bentuk daun utuh, diolah lebih lanjut menjadi tepung lamtoro dan pellet. Lamtoro dapat diberikan sebagai bahan pakan sumber protein nabati untuk ternak ruminansia. Bahkan lamtoro dapat digunakan sebagai pakan unggas dan ikan dengan jumlah pemberian terbatas, maksimum adalah 6% dan 10% dari total ransum yang diberikan sesuai jenis komoditas tersebut sebelumnya (Nataliyus, Sudjarwo, & Hamiyanti, 2015; Restiningtyas, Subandiyono, & Pinandoyo, 2015).
Penulis Naskah: Febri Ariyanti, S.Pt., M.Sc.
Dosen Mata Kuliah Teknologi Pakan dan Nutrisi Hewan. Program Studi Teknologi Veteriner Sekolah Vokasi UGM.
Agus, A., & Mastuti Widi, T. S. (2018). Current situation and future prospects for beef cattle production in Indonesia – A review. Asian-Australas J Anim Sci, 31(7), 976-983. doi:10.5713/ajas.18.0233
Nataliyus, Sudjarwo, E., & Hamiyanti, A. A. (2015). Pengaruh Penambahan Tepung Daun Lamtoro (Leucaena leucocephala) Terhadap Konsumsi Pakan, Produksi Telur, dan Konversi Pakan Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica). Retrieved from Malang: Universitas Brawijaya.
Restiningtyas, R., Subandiyono, & Pinandoyo. (2015). Pemanfaatan Tepung Daun Lamtoro (Laucaena gluca) yang Telah Difermentasikan dalam Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus). Journal of Aquaculture Management and Technology, 4(2), 26-34.
Sutaryono, Y. A., Dahlanuddin, Mardiansyah, Harjono, Sukarne, Nasmi, & Sari, H. (2023). Introduksi Pemanfaatan Legum Lamtoro Tarramba (Leucaena leucocephala cv. tarramba) Sebagai Pakan Sumber Protein Pada Kelompok Peternak Sapi Sambik Elen Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 6(2), 296-301.