Yogyakarta, 25 Mei 2025 — Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Veteriner Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar kuliah praktisi yang menghadirkan narasumber berkompeten, Drh. H. Agustia, M.P., Kepala Balai Besar Veteriner (BBVet) Maros. Kegiatan kuliah tamu ini dilaksanakan dalam upaya memperkaya wawasan dan memperdalam keterampilan mahasiswa di bidang teknologi veteriner. Acara yang berlangsung pada hari Jumat, 23 Mei 2025 ini menyoroti topik krusial “Tata Kelola Sampel Veteriner di Balai Besar Veteriner Maros,” yang menjadi pondasi penting dalam proses diagnostik laboratorium veteriner.
Kuliah praktisi ini merupakan bagian dari rangkaian penguatan kompetensi mahasiswa, khususnya yang mengambil mata kuliah Good Laboratory Practice (GLP) yang diasuh oleh dosen-dosen berpengalaman di bidang teknologi veteriner, yaitu drh. Fatkhanuddin Aziz, M.Biotech., Ph.D., drh. Muhammad Rosyid Ridlo, M.Sc., Ph.D., dan drh. Morsid Andityas, M.Sc. Kehadiran Drh. H. Agustia sebagai pakar dan praktisi di lapangan menghadirkan perspektif langsung mengenai penerapan GLP di laboratorium veteriner, yang sangat penting untuk menjembatani teori dan praktik dalam pendidikan tinggi vokasi.
Drh. Agustia memulai paparan dengan menggarisbawahi pentingnya teknik pengambilan spesimen yang akurat dan standar dalam dunia veteriner. Spesimen, menurutnya, adalah bahan biologis yang berasal dari hewan atau lingkungan sekitarnya—baik berupa darah, ulas darah, serum, swab, feses, organ, maupun pakan hewan—yang dikirim ke laboratorium untuk peneguhan diagnosa penyakit. Proses pengambilan spesimen yang salah dapat berdampak fatal terhadap validitas hasil laboratorium, sehingga prosedur ini menuntut ketelitian dan kepatuhan pada standar operasional.
Salah satu fokus utama adalah pengambilan darah pada hewan besar, seperti sapi, yang memerlukan teknik khusus agar menghindari stres dan cedera pada hewan serta mencegah kontaminasi sampel. Drh. Agustia menjelaskan secara detail bagaimana pemilihan lokasi pengambilan, penggunaan alat steril, serta tata cara yang aman sangat menentukan kualitas sampel. Dengan prosedur yang benar, laboratorium dapat menghasilkan diagnosa yang valid dan akurat, yang pada akhirnya mempercepat tindakan pengendalian penyakit.
Tidak kalah penting, Drh. Agustia juga menyoroti aspek pengemasan dan pengiriman spesimen. Pengemasan yang baik menggunakan wadah yang sesuai serta pengawetan yang tepat menjamin integritas sampel selama perjalanan menuju laboratorium. Label yang jelas dan data administrasi yang lengkap menjadi bagian tak terpisahkan dari sistem pengelolaan sampel yang profesional. Hal ini membantu proses pelacakan dan menghindari kesalahan administrasi yang bisa menyebabkan kegagalan dalam pengujian.
Sesi selanjutnya membahas secara mendalam alur pengujian penyakit Brucellosis di Balai Besar Veteriner Maros. Penyakit ini merupakan salah satu zoonosis yang signifikan, yang mengancam kesehatan hewan sekaligus manusia. Proses pengujian di BBVet Maros mulai dari penerimaan sampel, pemeriksaan laboratorium, hingga analisis dan validasi hasil, dilakukan dengan standar tinggi dan pengawasan ketat untuk memastikan keakuratan dan kecepatan layanan. Hasil pengujian tersebut kemudian dirangkum dalam Laporan Hasil Uji (LHU), dokumen resmi yang menjadi acuan bagi peternak, dokter hewan, dan instansi pengendalian penyakit.
Pengelolaan sampel veteriner yang efisien dan transparan ini memberikan dampak positif luas bagi berbagai stakeholder. Mahasiswa mendapat gambaran praktis dan aplikasi langsung dari teori yang dipelajari, yang sangat penting untuk mempersiapkan mereka sebagai tenaga profesional yang siap pakai. Praktisi laboratorium dan institusi veteriner memperoleh pengetahuan terkait standar dan prosedur mutakhir dalam pengelolaan sampel, sehingga mutu pelayanan diagnostik dapat terus ditingkatkan. Di sisi lain, peternak dan masyarakat umum memperoleh manfaat melalui hasil diagnosa yang cepat dan akurat, sehingga pengendalian penyakit hewan dapat dilaksanakan dengan lebih efektif, mengurangi risiko penularan penyakit zoonosis.
Lebih jauh, kegiatan ini juga relevan dengan upaya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan yang ke-3 (Good Health and Well-being) yang menekankan pentingnya menjaga kesehatan manusia dan hewan secara terpadu. Dengan pengelolaan sampel veteriner yang baik, risiko penyebaran penyakit yang berpotensi menular ke manusia dapat diminimalisir. Selain itu, kegiatan ini mendukung tujuan SDG yang ke-9 (Industry, Innovation, and Infrastructure) melalui penguatan sistem laboratorium veteriner yang andal dan berstandar tinggi, mendorong inovasi dan efisiensi dalam pelayanan kesehatan hewan.
Kuliah praktisi yang mengintegrasikan ilmu teori dan praktik lapangan ini tidak hanya menjadi wahana pembelajaran bagi mahasiswa, tetapi juga wujud sinergi positif antara dunia akademik dan institusi pemerintahan veteriner. Sekolah Vokasi UGM, melalui Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Veteriner, berkomitmen mencetak lulusan yang tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu mengimplementasikan standar Good Laboratory Practice secara profesional dan berkontribusi nyata dalam pengembangan kesehatan hewan di Indonesia.
Penulis naskah: drh. M. Rosyid Ridlo, M.Sc. Ph.D.