Mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Veteriner SV UGM turut berpartisipasi dalam Seminar Nasional Teknologi Terapan dengan tema “Penguatan Pendidikan Tinggi Vokasi yang Paripurna sebagai Pilar Visi Indonesia Emas 2045”. Kegiatan ini dinisiasi oleh Sekolah Vokasi UGM sukses diselenggarakan pada tanggal 19 Oktober 2024. Acara ini diadakan sebagai upaya strategis untuk memperkuat pendidikan tinggi vokasi di Indonesia, berkonsentrasi pada pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan siap bersaing dalam rangka mencapai Visi Indonesia Emas 2045. Seminar ini menghadirkan tiga narasumber ahli yang memberikan perspektif penting dari berbagai bidang yaitu 1). Saryadi, S.T., M.B.A., selaku Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi., 2). Dr. Muhammad Aditya Warman, S.Psi., M.B.A., Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan., dan 3). Aliridho Barakbah, S.Kom., Ph.D.
SDGS2 ZERO HUNGER
Domba merupakan salah satu subsektor penting dalam industri peternakan yang berkontribusi pada penyediaan sumber protein hewani, wool, dan produk turunan lainnya. Keunggulan dalam beradaptasi terhadap berbagai kondisi lingkungan dan kebutuhan pakan yang cenderung mudah didapatkan menjadi alasan peternak untuk beternak domba. Permasalahan domba seperti penyakit pada hewan ternak, persoalan perkawinan dan kelahiran, dan kurangnya pelatihan peternak perlu menjadi perhatian bersama. Permasalahan mendasar Perkembangbiakan dan peningkatan populasi adalah persoalan breeding dan kelahiran. Kesehatan induk domba pada periode kebuntingan dan pasca melahirkan serta pemeliharaan cempe pasca kelahiran merupakan titik kritis dalam pengembangan populasi domba.
Permasalahan yang selalu dialami peternak susu kambing dari tahun ke tahun dan masih menjadi dilema bagi para peternak kambing perah adalah kondisi mastitis. Kondisi ini, yang merupakan peradangan pada ambing, menjadi ancaman serius bagi stabilitas ekonomi peternak kambing perah. Susu kambing, yang dikenal memiliki nilai gizi setara dengan susu sapi, merupakan sumber nutrisi penting bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang alergi laktosa. Namun, adanya kondisi mastitis pada ternak menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan pangan dan kualitas susu yang dihasilkan, terlebih karena mastitis umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri patogen.
Dalam implementasi suatu inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan pertanian yang berkelanjutan, Program Studi Teknologi Veteriner (Prodi TekVet) di Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) meluncurkan program pengabdian masyarakat di Kelurahan Ngentakrejo, Kulon Progo. Upaya kolaboratif ini diketuai oleh drh. Clara Ajeng Artdita, M.Sc., dengan melibatkan komponen dosen dan mahasiswa yang bekerja sama dengan kelompok ternak setempat untuk meningkatkan kesehatan dan produktivitas ternak sapi. Program ini dimulai pada 14 Juni 2024, dengan kegiatan survei lapangan yang dilakukan oleh ketua tim, drh. Clara didampingi oleh drh. Suryanto dari Balai Penyuluhan Pertanian Lendah, Dinas Pangan dan Pertanian Kulon Progo. Mereka melakukan komunikasi langsung dengan Lurah Ngentakrejo, Bapak Sumardi, dan ketua kelompok ternak setempat, Bapak Ngadirin, untuk menilai kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh para peternak di daerah tersebut.

Produk pangan asal hewan merupakan salah satu sumber zat gizi utama untuk pertumbuhan dan kehidupan manusia. Namun, produk pangan asal hewan ini, akan menjadi tidak berguna dan dapat membahayakan kesehatan manusia apabila produk tersebut tercemar oleh bakteri patogen (Prameswari et al., 2019). Susu dan produk susu lainnya sangat penting sebagai sumber protein berkualitas tinggi serta alami. Bentuk mikronutrien yang tersedia, penting untuk mencegah stunting, termasuk vitamin A, vitamin B12, zat besi, yodium, seng, asam folat dan kolin, dan beberapa lainnya termasuk tiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), niasin (vitamin B3), asam pantotenat (vitamin B5), vitamin D3, vitamin B6, kalsium, fosfor, selenium, dan kalium (Adesogan dan Dahl, 2020).
Usaha pembibitan dan budidaya ternak ruminansia (sapi, kambing, domba) di Indonesia sebagian besar dilakukan oleh peternak rakyat di daerah pedesaan (Agus & Mastuti Widi, 2018). Kegiatan tersebut berpeluang besar ikut berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan untuk mencapai ketahanan pangan dan nutrisi di bidang pertanian. Karakteristik umum dari kegiatan peternakan yang dilakukan di pedesaan salah satunya adalah ketersediaan dan kontinuitas pakan masih tergantung dari lingkungan sekitar dan sisa hasil pertanian serta musim.