Setelah sebelumnya Kelompok Ternak Ketapang, (Kalurahan Kaliagung) telah mendapat sesi wawasan teori terkait budidaya dan manajemen pemeliharaan ternak ruminansia kecil, kini fokus kegiatan beralih ke implementasi ilmu melalui fase praktik intensif. Fase ini menjadi inti dari transformasi, di mana peternak dilatih untuk menerapkan keterampilan teknis secara langsung di kandang. Fokus utamanya adalah pada penerapan desain kandang yang lebih higienis dan nyaman, teknik pencacahan hijauan yang benar, serta praktik formulasi pakan sederhana. Komponen paling krusial adalah adopsi teknologi pembuatan silase berbahan lokal. Silase merupakan salh satu solusi pakan yang murah dan berkelanjutan. Peserta diharapkan untuk dilatih terkait pembuatan silase dengan kualitas yang baik seperti beraroma asam, tekstur kompak, dan bebas kontaminasi jamur. Harapannya peternak memiliki bekal untuk mengatasi tantangan defisit pakan saat musim kemarau.
SDGS1

Sektor peternakan ruminansia kecil, khususnya domba, di Kabupaten Kulon Progo memiliki peran strategis dalam mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat perdesaan. Namun, potensi di Kelompok Ternak Ketapang, Kalurahan Kaliagung, Kabupaten Kulon Progo belum terealisasi maksimal karena hambatan mendasar dalam praktik manajemen budidaya harian. Keterbatasan pengetahuan dan keterampilan teknis seringkali menjadi faktor pembatas utama dalam optimalisasi produksi. Menjawab tantangan ini, tim pengabdian masyarakat dari Departemen Teknologi Hayati dan Veteriner, Sekolah Vokasi UGM melaksanakan program intervensi komprehensif. Program ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak ruminansia kecil dalam praktik budidaya dan manajemen kesehatan ternak. Upaya ini strategis untuk mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama dalam Zero Hunger dan No Poverty.
Dalam beberapa tahun terakhir, kebutuhan terhadap produk susu semakin meningkat, terutama sebagai sumber nutrisi utama bagi anak-anak usia sekolah, ditunjang dengan adanya kebijakan strategis nasional berkaitan dengan Makan Bergizi Gratis (MBG). Susu segar, menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 3141:2024) didefinisikan sebagai susu yang diperoleh dari ambing ternak perah yang sehat melalui proses pemerahan yang benar, tanpa menambah atau mengurangi komponen alami, dan belum melewati perlakuan apapun kecuali pendinginan, sehingga susu memainkan peran penting dalam diet banyak keluarga. Namun, ternak perah, khususnya kambing, menghadapi tantangan tersendiri, terutama risiko kejadian mastitis atau peradangan pada ambing akibat infeksi bakterial yang dapat menurunkan produksi susu atau bahkan berisiko adanya kontaminasi bakteri pada susu.
Pada tanggal 19 Oktober 2024, Gedung Teaching Industry Learning Center (TILC) di Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) terselenggara kegiatan Seminar Nasional Teknologi Terapan. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta dalam melakukan presentasi ilmiah serta menampilkan penelitian inovatif yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs nomor 4-Quality Education dan 16-Strong institution dalam bidang akademik), salah satunya terkait inovasi penelitian bidang produktivitas pertanian dan ketahanan pangan di negara berkembang.
Permasalahan yang selalu dialami peternak susu kambing dari tahun ke tahun dan masih menjadi dilema bagi para peternak kambing perah adalah kondisi mastitis. Kondisi ini, yang merupakan peradangan pada ambing, menjadi ancaman serius bagi stabilitas ekonomi peternak kambing perah. Susu kambing, yang dikenal memiliki nilai gizi setara dengan susu sapi, merupakan sumber nutrisi penting bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang alergi laktosa. Namun, adanya kondisi mastitis pada ternak menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan pangan dan kualitas susu yang dihasilkan, terlebih karena mastitis umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri patogen.

