Produk pangan asal hewan yang mempunyai nilai gizi tinggi dan dapat diperoleh dari hasil pemerahan hewan salah satunya adalah susu. Susu mengandung nutrisi yang penting antara lain protein, mineral, lemak, vitamin, laktsoa dan berbagai enzim. Susu mudah terkontaminasi oleh mikroba karena susu merupakan sehingga susu mudah rusak dan tidak layak dikonsumsi oleh konsumen. Beberapa jenis mikroba yang sering ditemui dalam susu antara lain Escherichia coli, Klebsiella, Lactobacillus, Salmonella, Streptococcus, Staphylococcus dan sebagainya. Oleh karena itu diperlukan penanganan pasca panen agar kualitas susu tetap terjaga.
Post
Permasalahan yang selalu dialami peternak susu kambing dari tahun ke tahun dan masih menjadi dilema bagi para peternak kambing perah adalah kondisi mastitis. Kondisi ini, yang merupakan peradangan pada ambing, menjadi ancaman serius bagi stabilitas ekonomi peternak kambing perah. Susu kambing, yang dikenal memiliki nilai gizi setara dengan susu sapi, merupakan sumber nutrisi penting bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang alergi laktosa. Namun, adanya kondisi mastitis pada ternak menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan pangan dan kualitas susu yang dihasilkan, terlebih karena mastitis umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri patogen.
Dalam implementasi suatu inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan pertanian yang berkelanjutan, Program Studi Teknologi Veteriner (Prodi TekVet) di Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) meluncurkan program pengabdian masyarakat di Kelurahan Ngentakrejo, Kulon Progo. Upaya kolaboratif ini diketuai oleh drh. Clara Ajeng Artdita, M.Sc., dengan melibatkan komponen dosen dan mahasiswa yang bekerja sama dengan kelompok ternak setempat untuk meningkatkan kesehatan dan produktivitas ternak sapi. Program ini dimulai pada 14 Juni 2024, dengan kegiatan survei lapangan yang dilakukan oleh ketua tim, drh. Clara didampingi oleh drh. Suryanto dari Balai Penyuluhan Pertanian Lendah, Dinas Pangan dan Pertanian Kulon Progo. Mereka melakukan komunikasi langsung dengan Lurah Ngentakrejo, Bapak Sumardi, dan ketua kelompok ternak setempat, Bapak Ngadirin, untuk menilai kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh para peternak di daerah tersebut.
Susu merupakan bahan pangan asal hewan yang memiliki kandungan nutrisi tinggi, karena mempunyai komposisi air, laktosa, lemak, protein, dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Namun demikian, susu memiliki kelemahan yaitu mudah rusak sebab kandungan di dalamnya disukai oleh mikroorganisme. Susu yang rentan akan kontaminasi bakteri memerlukan pengolahan agar tidak mudah rusak. Selain pengolahan susu yang tepat faktor sanitasi juga perlu diperhatikan dalam pengangan susu segar maupun produk olahan susu. Tujuan dari sanitasi yaitu menciptakan atau pemeliharaan kondisi yang mampu mencegah terjadinya kontaminasi makanan atau terjadinya penyakit yang disebabkan oleh makanan dan usaha kongkret dalam mewujudkan kondisi higienis
Produk pangan asal hewan merupakan salah satu sumber zat gizi utama untuk pertumbuhan dan kehidupan manusia. Namun, produk pangan asal hewan ini, akan menjadi tidak berguna dan dapat membahayakan kesehatan manusia apabila produk tersebut tercemar oleh bakteri patogen (Prameswari et al., 2019). Susu dan produk susu lainnya sangat penting sebagai sumber protein berkualitas tinggi serta alami. Bentuk mikronutrien yang tersedia, penting untuk mencegah stunting, termasuk vitamin A, vitamin B12, zat besi, yodium, seng, asam folat dan kolin, dan beberapa lainnya termasuk tiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), niasin (vitamin B3), asam pantotenat (vitamin B5), vitamin D3, vitamin B6, kalsium, fosfor, selenium, dan kalium (Adesogan dan Dahl, 2020).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan sosial ekonomi di era globalisasi mendorong mahasiswa untuk fokus dalam pengembangan kreativitas dan inovasi. Salah satu pengembangan kreativitas yang diharapkan adalah pengembangan jiwa kewirausahaan mahasiswa. Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Veteriner mempunyai mata kuliah yang mendorong pengembangan jiwa kewirausahaan mahasiswa yaitu mata kuliah Ide Kreatif dan Kewirausahaan. Mata kuliah ini merupakan mata kuliah wajib di Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. Mata kuliah tersebut mempelajari ide dan peluang, kreativitas, inovasi, perencanaan usaha, faktor-faktor pemicu kewirausahaan, model proses kewirausahaan, ciri dan fungsi wirausaha, dan kompetensi wirausaha. Capaian pembelajaran yang diharapkan antara lain yaitu mahasiswa mampu memahami konsep kewirausahaan dan mampu menerapkan pemikiran yang kreatif dan inovatif. Mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Veteriner diharapkan mampu mengaplikasikan perencanaan usaha sampai dengan inisiasi start up di akhir pertemuan kuliah.
Program Studi Teknologi Veteriner Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada sebagai salah satu program sarjana terapan selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas dan layanan pendidikan sesuai dengan SDG’s poin ke-4 tentang Quality Education. Pendidikan vokasional sangat menekankan kemampuan keterampilan (skill) mahasiswa di setiap program studi terapan di perguruan tinggi vokasional. Untuk menjamin kualitas pendidikan dan keterampilan mahasiswa, ketersediaan fasilitas laboratorium menjadi hal yang sangat penting. Keberadaan Laboratorium Teknologi Veteriner mendukung kegiatan praktikum bagi mahasiswa khususnya dalam meningkatkan skills atau keterampilan psikomotorik dalam menguasai dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesejahteraan hewan, kesehatan masyarakat veteriner dan bioteknologi. Selain itu, laboratorium juga menjadi tempat bagi dosen dalam melakukan sekaligus mengembangkan riset terapan di bidang teknologi veteriner yang menjadi bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Veteriner (Prodi TekVet) sebagai salah satu program studi sarjana terapan di Departemen Teknologi Hayati dan Veteriner, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas dan layanan penyelenggaraan pendidikan. Dalam rangka peningkatan layanan tersebut, Prodi TekVet mengadakan survei kepada mahasiswa berupa Kuisioner Kepuasan Mahasiswa, untuk mengukur 5 (lima) aspek.
Aspek yang diukur meliputi 1) Keandalan (reliability): kemampuan dosen, tenaga kependidikan, dan pengelola dalam memberikan pelayanan; 2) Daya tanggap (responsiveness): kemauan dari dosen, tenaga kependidikan, dan pengelola dalam membantu mahasiswa dan memberikan jasa dengan cepat; 3) Kepastian (assurance): kemampuan dosen, tenaga kependidikan, dan pengelola untuk memberi keyakinan kepada mahasiswa bahwa pelayanan yang diberikan telah sesuai dengan ketentuan; 4) Empati (empathy): kesediaan/kepedulian dosen, tenaga kependidikan, dan pengelola untuk memberi perhatian kepada mahasiswa; 5) Tangible: penilaian mahasiswa terhadap kecukupan, aksesibitas, kualitas sarana dan prasarana.
Usaha pembibitan dan budidaya ternak ruminansia (sapi, kambing, domba) di Indonesia sebagian besar dilakukan oleh peternak rakyat di daerah pedesaan (Agus & Mastuti Widi, 2018). Kegiatan tersebut berpeluang besar ikut berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan untuk mencapai ketahanan pangan dan nutrisi di bidang pertanian. Karakteristik umum dari kegiatan peternakan yang dilakukan di pedesaan salah satunya adalah ketersediaan dan kontinuitas pakan masih tergantung dari lingkungan sekitar dan sisa hasil pertanian serta musim.