Kulon Progo – Bagi sebagian besar masyarakat pedesaan, beternak domba seringkali masih dipandang sebelah mata. Kegiatan beternak domba-kambing hanyalah usaha sampingan, sekadar “Celengan” hidup yang baru akan dipecah—atau dijual—saat ada kebutuhan mendesak. Pola pikir ini yang selama ini menyelimuti peternak tradisional. Realitas di lapangan, pada kegiatan pengabdian masyarakat di Kelompok Ternak “Ngudi Rahayu” di Ngentakrejo, Lendah, Kulon Progo, data menunjukkan mayoritas kandang masih dikelola secara tradisional tanpa memperhatikan sanitasi dan manajemen limbah. Akibatnya, pemeliharaan harian menjadi sulit dan tidak efisien. Padahal, dengan rata-rata kepemilikan ternak kurang dari 4 ekor per orang, potensi ekonomi kelompok ini sejatinya sangat besar jika dikelola dengan manajemen modern.
Pengabdian Masyarakat oleh Program Studi (Prodi) Teknologi Veteriner, Departemen Teknologi Hayati dan Veteriner, Sekolah Vokasi (SV), Universitas Gadjah Mada (UGM). Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat oleh Tim SV UGM dilakukan dengan mencari permasalahan yang ada dan memberikan solusi untuk meningkatkan kelas peternakan tradisional di Kapanewon (Kecamatan) Lendah, Kulon Progo menuju peternakan sehat dengan kandang modern. Geliat peternakan domba di Lendah, Kulon Progo, DIY, kini memasuki babak baru. Para peternak di Dusun Bendo (Kalurahan Ngentakrejo), Kelompok Ternak Ngudi Rahayu (Lendah), yang puluhan tahun menjalankan usaha sebagai “tabungan” ternak, kini didorong untuk memulai bertransformasi. Melalui program pengabdian masyarakat pada tahun 2025 ini, Peternak dimotivasi agar beralih dari manajemen yang dikelola secara sambilan, menjadi peternak modern yang mampu memanfaatkan teknologi digital.
Setelah sebelumnya Kelompok Ternak Ketapang, (Kalurahan Kaliagung) telah mendapat sesi wawasan teori terkait budidaya dan manajemen pemeliharaan ternak ruminansia kecil, kini fokus kegiatan beralih ke implementasi ilmu melalui fase praktik intensif. Fase ini menjadi inti dari transformasi, di mana peternak dilatih untuk menerapkan keterampilan teknis secara langsung di kandang. Fokus utamanya adalah pada penerapan desain kandang yang lebih higienis dan nyaman, teknik pencacahan hijauan yang benar, serta praktik formulasi pakan sederhana. Komponen paling krusial adalah adopsi teknologi pembuatan silase berbahan lokal. Silase merupakan salh satu solusi pakan yang murah dan berkelanjutan. Peserta diharapkan untuk dilatih terkait pembuatan silase dengan kualitas yang baik seperti beraroma asam, tekstur kompak, dan bebas kontaminasi jamur. Harapannya peternak memiliki bekal untuk mengatasi tantangan defisit pakan saat musim kemarau.
Dr. drh. Fathur Rohman Haryadi, M.Sc. dosen Program Studi Teknologi Veteriner, Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada, resmi menyandang gelar Doktor (S3) pada 21 Oktober 2025. Gelar tersebut diraih setelah berhasil menyelesaikan studi doktoralnya di Program Studi Sains Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada, dengan disertasi berjudul “Determinasi Morfologi Morfometri dan Karakterisasi Molekuler Eimeria zuernii di Pulau Jawa”. Dalam prosesi wisuda tersebut, Dr. Fathur terpilih sebagai perwakilan Fakultas dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna yaitu 4.00 (cumlaude). Hal serupa juga diperoleh saat kelulusan wisuda S2 dengan IPK 4.00 (cumlaude).

Sektor peternakan ruminansia kecil, khususnya domba, di Kabupaten Kulon Progo memiliki peran strategis dalam mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat perdesaan. Namun, potensi di Kelompok Ternak Ketapang, Kalurahan Kaliagung, Kabupaten Kulon Progo belum terealisasi maksimal karena hambatan mendasar dalam praktik manajemen budidaya harian. Keterbatasan pengetahuan dan keterampilan teknis seringkali menjadi faktor pembatas utama dalam optimalisasi produksi. Menjawab tantangan ini, tim pengabdian masyarakat dari Departemen Teknologi Hayati dan Veteriner, Sekolah Vokasi UGM melaksanakan program intervensi komprehensif. Program ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak ruminansia kecil dalam praktik budidaya dan manajemen kesehatan ternak. Upaya ini strategis untuk mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama dalam Zero Hunger dan No Poverty.




