Industri pengolahan susu merupakan bagian penting dari sektor pangan yang berkontribusi pada pemenuhan gizi masyarakat. Dalam proses produksinya, kebersihan dan sanitasi menjadi faktor utama untuk menjamin kualitas dan keamanan produk. Salah satu aspek krusial adalah personal hygiene (kebersihan pribadi) dari karyawan yang terlibat langsung dalam pengolahan. Personal hygiene tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, tetapi juga berperan besar dalam mencegah kontaminasi silang dan penyebaran penyakit melalui produk susu.
Personal hygiene perlu diterapkan antara lain untuk mencegah kontaminasi produk. Produk susu sangat rentan terhadap kontaminasi mikroba seperti Salmonella, Listeria, dan E. coli. Kebersihan tangan, pakaian kerja, kuku, rambut, dan kebiasaan personal karyawan sangat mempengaruhi kebersihan produk akhir. Selain itu dengan penerapan personal hygiene juga dapat menjaga kesehatan konsumen. Produk susu dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat, termasuk anak-anak dan lansia. Kontaminasi akibat hygiene yang buruk dapat menyebabkan wabah penyakit, merusak kepercayaan konsumen, dan mencoreng reputasi perusahaan.
Penelitian yang dilaksanakan di Industri Pengolaha Susu sangat dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana penerapan personal hygiene di industri tersebut. Tim penelitian yang diketuai oleh Dr. Ir. Nurulia Hidayah, S. Pt., M.P., IPM melakukan penelitian di salah satu Industri Pengolahan Susu di Jawa Tengah yang berkaitan dengan penerapan personal hygiene bagi karyawan di industri tersebut. Salah satu indikator yang digunakan adalah sejauh mana efisiensi operasional di industri. Karyawan yang sehat dan menjaga kebersihan diri cenderung lebih produktif dan jarang absen. Hal ini mendukung efisiensi dan kontinuitas proses produksi. Penerapan personal hygiene yang baik dalam industri pengolahan susu mendukung beberapa poin penting dari SDGs, antara lain:
- SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera Menjaga hygiene karyawan membantu mencegah penyebaran penyakit menular, melindungi kesehatan pekerja dan konsumen.
- SDG 6: Air Bersih dan Sanitasi Layak Implementasi hygiene mencakup akses ke fasilitas cuci tangan, air bersih, dan sanitasi layak di tempat kerja.
- SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi Lingkungan kerja yang bersih dan sehat meningkatkan produktivitas, mengurangi absensi, dan mendukung pertumbuhan ekonomi perusahaan.
- SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab Produksi susu yang higienis mengurangi limbah karena produk rusak dan mendorong konsumsi pangan yang aman.
Dari hasil penelitian tersebut diharapkan ada rekomendasi maupun saran yang diberikan ke industri mengenai upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan penerapan peronal higiene baik dari sisi peningkatan skill melalui pelatihan maupunpeningkatan fasilitas yang mendukung.
Personal hygiene bukan sekadar kewajiban individu, tetapi bagian integral dari sistem keamanan pangan di industri pengolahan susu. Praktik hygiene yang baik berkontribusi besar terhadap kesehatan masyarakat, kelestarian lingkungan kerja, serta pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan menjaga hygiene, perusahaan juga turut berkontribusi dalam pencapaian SDGs, khususnya dalam aspek kesehatan, sanitasi, ketenagakerjaan layak, dan produksi bertanggung jawab.
Penulis Naskah: Dr. Ir. Nurulia Hidayah, S.Pt., MP., IPM., ASEAN.Eng.